Pengertian Qurban Menurut Bahasa Dan Istilah

Halo, selamat datang di menurutpikiran.site! Senang sekali bisa menemani kamu dalam memahami lebih dalam tentang salah satu ibadah yang sangat penting dalam agama Islam, yaitu qurban. Mungkin kamu sering mendengar kata "qurban" saat menjelang Hari Raya Idul Adha, tapi tahukah kamu apa sebenarnya pengertian qurban menurut bahasa dan istilah?

Nah, di artikel ini, kita akan membahas tuntas tentang pengertian qurban menurut bahasa dan istilah, lengkap dengan penjelasan yang mudah dipahami, contoh-contoh sederhana, dan juga tabel informasi yang ringkas. Jadi, siapkan camilan favoritmu, mari kita belajar bersama!

Kami berharap artikel ini bisa menjadi panduan yang lengkap dan bermanfaat bagi kamu yang ingin memahami makna qurban secara mendalam. Jangan khawatir, kita akan membahasnya dengan gaya bahasa yang santai dan mudah dicerna, sehingga kamu tidak akan merasa bosan. Yuk, kita mulai!

Mengupas Tuntas Akar Kata Qurban: Pengertian Menurut Bahasa

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang pengertian qurban menurut bahasa dan istilah, mari kita telusuri dulu asal-usul kata "qurban" itu sendiri. Secara bahasa, kata "qurban" berasal dari bahasa Arab, yaitu qaruba – yaqrubu – qurbanan, yang memiliki arti dekat.

Jadi, secara bahasa, qurban bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam konteks ibadah, qurban adalah hewan ternak yang disembelih sebagai bentuk pengabdian dan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bayangkan saja, kita memberikan sesuatu yang berharga (dalam hal ini hewan ternak) sebagai bentuk rasa syukur dan cinta kita kepada Sang Pencipta. Dengan berqurban, kita berharap bisa semakin dekat dengan Allah SWT dan mendapatkan ridha-Nya.

Memahami Esensi Ibadah Qurban: Pengertian Menurut Istilah

Setelah memahami pengertian qurban menurut bahasa, sekarang kita masuk ke definisinya secara istilah. Secara istilah, qurban adalah ibadah menyembelih hewan ternak (seperti sapi, kambing, domba, atau unta) pada Hari Raya Idul Adha dan hari-hari Tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah) sebagai bentuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ibadah qurban ini memiliki makna yang sangat dalam. Selain sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT, qurban juga merupakan simbol pengorbanan dan kepedulian terhadap sesama. Daging hewan qurban yang disembelih kemudian dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, sehingga dapat meringankan beban mereka dan mempererat tali persaudaraan.

Qurban juga mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya keteguhan iman, pengorbanan, dan kepatuhan kepada perintah Allah SWT.

Hukum Melaksanakan Ibadah Qurban

Lalu, bagaimana hukum melaksanakan ibadah qurban? Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum qurban. Ada yang mengatakan hukumnya wajib bagi yang mampu (mampu secara finansial), ada juga yang mengatakan hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan).

Namun, apapun perbedaan pendapatnya, yang jelas ibadah qurban memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada amalan anak Adam yang lebih dicintai oleh Allah pada hari Nahr (Idul Adha) selain dari mengalirkan darah hewan qurban. Sesungguhnya hewan qurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban itu akan sampai kepada Allah sebelum menetes ke bumi. Maka beruntunglah kamu dengan qurban itu." (HR. Tirmidzi).

Syarat Sah Hewan Qurban

Agar ibadah qurban kita diterima oleh Allah SWT, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, terutama terkait dengan hewan yang akan dikurbankan. Hewan qurban harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  • Jenis hewan: Harus berupa hewan ternak, seperti sapi, kambing, domba, atau unta.
  • Usia hewan: Sapi minimal berusia 2 tahun, kambing minimal berusia 1 tahun, domba minimal berusia 6 bulan, dan unta minimal berusia 5 tahun.
  • Kondisi fisik hewan: Harus sehat, tidak cacat, tidak buta, tidak pincang, tidak kurus kering, dan tidak memiliki penyakit.

Hikmah dan Keutamaan Ibadah Qurban

Selain mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berbagi dengan sesama, ibadah qurban juga memiliki banyak hikmah dan keutamaan lainnya. Diantaranya adalah:

  • Menghidupkan Sunnah Nabi Ibrahim AS: Ibadah qurban merupakan sunnah yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW. Dengan berqurban, kita menghidupkan kembali sunnah mereka dan mengikuti jejak mereka dalam beribadah kepada Allah SWT.

  • Menumbuhkan Rasa Syukur: Dengan berqurban, kita diingatkan untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita. Kita menyadari bahwa segala yang kita miliki adalah titipan dari Allah SWT, dan kita harus menggunakannya untuk beribadah kepada-Nya.

  • Menghapus Dosa: Sebagaimana sabda Rasulullah SAW di atas, darah hewan qurban akan sampai kepada Allah SWT sebelum menetes ke bumi. Ini menunjukkan bahwa ibadah qurban dapat menghapus dosa-dosa kita dan membersihkan hati kita dari kotoran-kotoran maksiat.

  • Mendapatkan Pahala yang Berlipat Ganda: Setiap bulu, tanduk, dan kuku hewan qurban akan menjadi saksi di hadapan Allah SWT pada hari kiamat. Kita akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda atas setiap tetes darah hewan qurban yang kita kurbankan.

Tips Memilih Hewan Qurban yang Terbaik

Agar ibadah qurban kita semakin berkualitas, ada beberapa tips yang bisa kita lakukan dalam memilih hewan qurban:

  • Beli dari Penjual Terpercaya: Pastikan kita membeli hewan qurban dari penjual yang terpercaya dan jujur. Tanyakan tentang asal-usul hewan tersebut, makanannya, dan kondisinya secara keseluruhan.

  • Perhatikan Kondisi Fisik Hewan: Periksa kondisi fisik hewan dengan teliti. Pastikan hewan tersebut sehat, tidak cacat, dan memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan di atas.

  • Pilih Hewan yang Gemuk dan Sehat: Hewan yang gemuk dan sehat biasanya memiliki kualitas daging yang lebih baik. Pilihlah hewan yang terlihat aktif, memiliki nafsu makan yang baik, dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.

Perbedaan Qurban dan Aqiqah: Jangan Sampai Tertukar!

Meskipun sama-sama merupakan ibadah penyembelihan hewan, qurban dan aqiqah memiliki perbedaan yang mendasar. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara qurban dan aqiqah:

  • Waktu Pelaksanaan: Qurban dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha dan hari-hari Tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah), sedangkan aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak, atau bisa juga diundur hingga hari ke-14 atau ke-21.

  • Tujuan: Qurban bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berbagi dengan sesama, sedangkan aqiqah bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran anak dan memohon keberkahan bagi sang anak.

  • Jumlah Hewan: Untuk qurban, biasanya satu orang berqurban satu ekor kambing/domba, atau patungan 7 orang untuk satu ekor sapi/unta. Sedangkan untuk aqiqah, untuk anak laki-laki disunnahkan menyembelih dua ekor kambing/domba, dan untuk anak perempuan disunnahkan menyembelih satu ekor kambing/domba.

Hukum Aqiqah

Hukum aqiqah menurut sebagian besar ulama adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, yang disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur rambutnya, dan diberi nama." (HR. Abu Dawud).

Tabel Rincian: Perbandingan Qurban dan Aqiqah

Fitur Qurban Aqiqah
Waktu Idul Adha & Hari Tasyrik Hari ke-7, 14, atau 21 setelah kelahiran anak
Tujuan Mendekatkan diri kepada Allah & Berbagi Rasa Syukur & Memohon Keberkahan untuk Anak
Jenis Hewan Sapi, Kambing, Domba, Unta Kambing atau Domba
Jumlah Hewan 1 Kambing/Domba (1 org), 1 Sapi/Unta (7 org) 2 Kambing/Domba (Laki-laki), 1 (Perempuan)
Hukum Sunnah Muakkadah/Wajib (khilaf ulama) Sunnah Muakkadah

Kesimpulan

Semoga artikel ini bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengertian qurban menurut bahasa dan istilah. Ibadah qurban bukan hanya sekadar menyembelih hewan, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang sangat besar. Dengan berqurban, kita mendekatkan diri kepada Allah SWT, berbagi dengan sesama, dan menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim AS.

Jangan lupa untuk terus mengunjungi menurutpikiran.site untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan menarik lainnya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Qurban

Berikut adalah 13 pertanyaan umum (FAQ) tentang qurban beserta jawabannya yang simpel:

  1. Apa itu qurban?
    Qurban adalah ibadah menyembelih hewan ternak (sapi, kambing, domba, unta) pada Idul Adha dan hari Tasyrik.

  2. Kapan waktu pelaksanaan qurban?
    Qurban dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah) dan hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah).

  3. Hewan apa saja yang boleh dijadikan qurban?
    Sapi, kambing, domba, dan unta.

  4. Berapa umur minimal hewan qurban?
    Sapi minimal 2 tahun, kambing minimal 1 tahun, domba minimal 6 bulan, unta minimal 5 tahun.

  5. Apa syarat hewan qurban?
    Sehat, tidak cacat, tidak buta, tidak pincang, tidak kurus kering, dan tidak memiliki penyakit.

  6. Apakah boleh berqurban atas nama orang yang sudah meninggal?
    Boleh, dengan niat pahalanya untuk orang yang sudah meninggal.

  7. Bagaimana cara membagi daging qurban?
    Sebaiknya dibagi menjadi tiga bagian: untuk keluarga, untuk kerabat/tetangga, dan untuk fakir miskin.

  8. Apakah boleh menjual kulit hewan qurban?
    Tidak boleh, kulit hewan qurban sebaiknya dimanfaatkan atau disedekahkan.

  9. Apa hikmah dari ibadah qurban?
    Mendekatkan diri kepada Allah, menumbuhkan rasa syukur, berbagi dengan sesama, dan menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim AS.

  10. Siapa yang wajib melaksanakan qurban?
    Ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan wajib bagi yang mampu, ada yang mengatakan sunnah muakkadah.

  11. Apakah boleh berqurban dengan cara patungan?
    Boleh, untuk hewan sapi atau unta, maksimal 7 orang.

  12. Apa perbedaan qurban dan aqiqah?
    Waktu pelaksanaan, tujuan, dan jumlah hewan yang disembelih berbeda. Qurban untuk Idul Adha, aqiqah untuk kelahiran anak.

  13. Apa yang dimaksud dengan hari Tasyrik?
    Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), di mana masih diperbolehkan menyembelih hewan qurban.