Tekstur Mpasi Menurut Who

Halo! Selamat datang di menurutpikiran.site, tempatnya berbagi informasi dan tips parenting yang asyik dan mudah dicerna. Khusus untuk para moms yang sedang memasuki dunia MPASI (Makanan Pendamping ASI), kali ini kita akan membahas topik penting yang sering bikin bingung: Tekstur MPASI Menurut WHO.

Pasti banyak pertanyaan di benak moms kan? Kapan ya mulai MPASI? Teksturnya harus seperti apa? Apa boleh langsung yang padat? Tenang, semua pertanyaan itu akan kita jawab tuntas di artikel ini. Jadi, siapkan secangkir teh hangat dan mari kita mulai petualangan MPASI yang menyenangkan!

MPASI bukan hanya sekadar memberikan makanan tambahan selain ASI, tapi juga tentang memperkenalkan si kecil dengan berbagai rasa, aroma, dan tekstur baru. Proses ini penting untuk perkembangan sensorik dan motorik oral bayi. Nah, Tekstur MPASI Menurut WHO menjadi panduan yang sangat membantu untuk memastikan si kecil mendapatkan nutrisi yang tepat sesuai dengan usianya.

Kapan Sih Waktu yang Tepat Memulai MPASI?

Waktu yang tepat untuk memulai MPASI adalah saat bayi berusia 6 bulan. Ini adalah rekomendasi yang sangat kuat dari WHO (World Health Organization) dan juga sebagian besar dokter anak. Sebelum usia 6 bulan, ASI sudah mencukupi semua kebutuhan nutrisi bayi.

Namun, bukan hanya usia yang jadi patokan. Ada beberapa tanda kesiapan bayi menerima MPASI yang perlu moms perhatikan:

  • Bayi sudah bisa duduk tegak dengan sedikit atau tanpa bantuan. Ini penting agar bayi tidak tersedak saat makan.
  • Bayi menunjukkan ketertarikan pada makanan yang kita makan. Misalnya, bayi memperhatikan kita makan dan berusaha meraih makanan tersebut.
  • Bayi kehilangan refleks menjulurkan lidah. Refleks ini membuat bayi mendorong makanan keluar dari mulutnya. Jika refleks ini masih kuat, bayi belum siap menerima makanan padat.

Jika bayi sudah menunjukkan tanda-tanda ini, berarti sudah siap untuk memulai petualangan MPASI. Tapi, ingat ya moms, konsultasikan juga dengan dokter anak untuk mendapatkan saran yang lebih personal sesuai kondisi si kecil.

Panduan Tekstur MPASI Menurut WHO Berdasarkan Usia

Nah, sekarang kita masuk ke inti pembahasan: Tekstur MPASI Menurut WHO. Panduan ini sangat jelas dan mudah diikuti. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan tekstur makanan secara bertahap, sesuai dengan perkembangan kemampuan mengunyah dan menelan bayi.

Usia 6-8 Bulan: Puree Halus dan Bubur Saring

Di usia 6-8 bulan, bayi baru belajar mengenal makanan padat. Jadi, tekstur yang paling tepat adalah puree halus atau bubur saring. Puree bisa dibuat dari buah, sayur, atau daging yang dihaluskan dengan blender atau saringan.

  • Contoh Makanan: Puree alpukat, puree pisang, puree ubi jalar, bubur saring beras merah, bubur saring ayam kampung.
  • Tips: Mulailah dengan satu jenis makanan baru setiap beberapa hari. Tujuannya adalah untuk melihat apakah bayi memiliki alergi terhadap makanan tersebut. Jangan tambahkan garam, gula, atau bumbu penyedap lainnya.
  • Porsi: Berikan 2-3 sendok makan setiap kali makan. Frekuensi makan bisa 2-3 kali sehari, di antara waktu menyusui.

Tekstur MPASI menurut WHO di usia ini harus benar-benar halus dan lembut. Hindari memberikan makanan yang bertekstur kasar atau menggumpal karena bisa membuat bayi tersedak.

Usia 8-10 Bulan: Makanan Lumat dan Cincang Halus

Memasuki usia 8-10 bulan, bayi sudah mulai belajar mengunyah. Sekarang saatnya untuk meningkatkan tekstur makanan menjadi makanan lumat atau cincang halus. Makanan lumat bisa dibuat dengan menumbuk makanan yang sudah dimasak hingga teksturnya sedikit kasar.

  • Contoh Makanan: Nasi tim saring, sayuran rebus yang dilumatkan, daging cincang halus, buah potong kecil-kecil.
  • Tips: Kombinasikan berbagai jenis makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Mulailah memperkenalkan protein hewani seperti daging, ayam, atau ikan. Pastikan semua makanan dimasak hingga matang sempurna.
  • Porsi: Berikan 3-4 sendok makan setiap kali makan. Frekuensi makan bisa 3-4 kali sehari, di antara waktu menyusui.

Tekstur MPASI Menurut WHO di usia ini lebih kasar dari sebelumnya, tapi tetap harus mudah ditelan oleh bayi. Perhatikan reaksi bayi saat makan. Jika bayi terlihat kesulitan mengunyah atau menelan, haluskan lagi tekstur makanan.

Usia 10-12 Bulan: Makanan Cincang Kasar dan Finger Food

Di usia 10-12 bulan, kemampuan mengunyah bayi semakin berkembang. Sekarang saatnya untuk memperkenalkan makanan cincang kasar dan finger food. Makanan cincang kasar bisa dibuat dengan memotong makanan menjadi potongan kecil-kecil. Finger food adalah makanan yang bisa dipegang dan dimakan sendiri oleh bayi.

  • Contoh Makanan: Nasi tim utuh, sayuran kukus yang dipotong dadu kecil, daging cincang kasar, potongan buah lembut (pisang, alpukat, pepaya).
  • Tips: Biarkan bayi bereksplorasi dengan makanan. Berikan finger food yang mudah dipegang dan tidak mudah hancur. Awasi bayi saat makan untuk mencegah tersedak.
  • Porsi: Berikan setengah mangkuk kecil setiap kali makan. Frekuensi makan bisa 3-4 kali sehari, di antara waktu menyusui.

Tekstur MPASI Menurut WHO di usia ini semakin mendekati makanan orang dewasa, namun tetap harus memperhatikan ukuran potongan dan tekstur agar tidak membahayakan bayi.

Usia 12 Bulan ke Atas: Makanan Keluarga

Memasuki usia 12 bulan ke atas, bayi sudah bisa makan makanan keluarga. Tapi, tetap perhatikan beberapa hal:

  • Kurangi garam, gula, dan bumbu penyedap.
  • Potong makanan menjadi ukuran yang lebih kecil.
  • Hindari makanan yang terlalu pedas atau asam.
  • Pastikan makanan dimasak hingga matang sempurna.

Tekstur MPASI Menurut WHO di usia ini sudah tidak terlalu berbeda dengan makanan orang dewasa. Namun, tetap perhatikan kebutuhan nutrisi bayi dan berikan makanan yang sehat dan bergizi.

Tabel Panduan Tekstur MPASI Menurut WHO

Usia (Bulan) Tekstur Makanan Contoh Makanan Frekuensi Makan Porsi Makan
6-8 Puree halus, bubur saring Puree alpukat, bubur saring beras merah 2-3 kali sehari 2-3 sendok makan
8-10 Makanan lumat, cincang halus Nasi tim saring, daging cincang halus 3-4 kali sehari 3-4 sendok makan
10-12 Makanan cincang kasar, finger food Nasi tim utuh, potongan buah lembut 3-4 kali sehari Setengah mangkuk kecil
12+ Makanan keluarga Nasi, sayur, lauk (dengan sedikit modifikasi) 3-4 kali sehari Sesuai kebutuhan

Kesimpulan

Memberikan MPASI adalah momen penting dalam tumbuh kembang si kecil. Memahami Tekstur MPASI Menurut WHO akan membantu moms memberikan makanan yang tepat sesuai dengan usia dan kemampuan bayi. Jangan takut bereksperimen dengan berbagai jenis makanan dan tekstur. Yang terpenting adalah selalu perhatikan reaksi bayi dan konsultasikan dengan dokter anak jika ada masalah.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk moms. Jangan lupa kunjungi terus menurutpikiran.site untuk mendapatkan informasi dan tips parenting lainnya. Selamat mencoba dan semoga sukses dengan petualangan MPASI si kecil!

FAQ: Tekstur MPASI Menurut WHO

  1. Kenapa tekstur MPASI harus bertahap?
    Agar bayi terbiasa dengan tekstur baru dan belajar mengunyah serta menelan dengan baik.

  2. Apa yang terjadi jika tekstur MPASI terlalu kasar untuk bayi?
    Bayi bisa tersedak atau kesulitan menelan.

  3. Apa yang harus dilakukan jika bayi menolak MPASI?
    Coba tawarkan kembali di lain waktu atau ganti dengan makanan lain yang disukai.

  4. Bolehkah memberikan MPASI instan?
    Boleh, tapi perhatikan kandungan nutrisinya dan pastikan sesuai dengan usia bayi.

  5. Bagaimana cara membuat puree yang halus?
    Gunakan blender atau saringan.

  6. Apa saja contoh finger food yang aman untuk bayi?
    Potongan buah lembut seperti pisang atau alpukat yang mudah dipegang.

  7. Bolehkah menambahkan garam atau gula pada MPASI?
    Sebaiknya tidak, karena ginjal bayi belum sempurna.

  8. Apakah alergi makanan bisa dicegah dengan memberikan MPASI secara bertahap?
    Ya, dengan memperkenalkan satu jenis makanan baru setiap beberapa hari, kita bisa mengetahui apakah bayi alergi terhadap makanan tersebut.

  9. Kapan bayi boleh makan makanan keluarga?
    Biasanya di usia 12 bulan ke atas.

  10. Bagaimana jika bayi tidak suka sayur?
    Coba campurkan sayur dengan buah atau makanan lain yang disukai.

  11. Apa saja tanda-tanda bayi sudah kenyang?
    Bayi memalingkan wajah, menutup mulut, atau mendorong makanan keluar.

  12. Apakah MPASI harus selalu buatan sendiri?
    Tidak harus, yang terpenting adalah makanan tersebut sehat dan bergizi.

  13. Bagaimana jika bayi tersedak saat makan?
    Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan usia bayi.